Dalam era digital yang terus berkembang, pemasaran telah mengalami transformasi luar biasa dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Artikel ini sangat cocok untuk Anda baca jika Anda seorang pemilik bisnis, atau bekerja di bidang yang berkaitan dengan marketing.
Buku Marketing 1.0 hingga 6.0 dikonsep oleh Philip Kotler yang dikenal di dunia sebagai Bapak Modern Marketing, bersama dengan 2 orang Indonesia yaitu Hermawan Kartajaya sebagai Bapak Marketing Indonesia dan Iwan Setiawan merupakan CEO Marketeers yang merupakan murid dari Hermawan Kartajaya.
Jadi seperti apa landscape marketing yang digagas oleh 3 orang pakar marketing ini?
Fun Fact : Ubud Bali, merupakan tempat berdirinya Museum Marketing dan sering menjadi host World Marketing Forum. Di Museum yang berlokasi di dalam Puri Lukisan Ubud ini ada sejarah dan milestones evolusi marketing yang bisa anda pelajari sambil berwisata.
Mari kita telusuri evolusi pemasaran dari Marketing 1.0 hingga Marketing 6.0
Marketing 1.0: Era Fokus ke Produk
Marketing 1.0 berbicara tentang produk. Di zaman ini, bisnis bertanya, “Apa yang bisa kami produksi?” Fokus utamanya adalah pada pembuatan produk terbaik.
Pemasaran lebih bersifat informatif dan persuasif, menekankan keunggulan produk, fitur-fitur, dan bahan baku produk.
Contoh Kampanye : Produk kami terbuat dari bahan-bahan pilihan terbaik
Marketing 2.0: Era Fokus ke Pelanggan
Marketing 2.0 memindahkan fokus ke pelanggan. Pertanyaan yang diajukan adalah, “Apa yang pelanggan inginkan?”
Market research menjadi penting, produk dikembangkan berdasarkan saran dari pelanggan. Fokusnya tidak lagi pada produk tapi ke konsumen.
Perusahaan mulai memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen dan menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Branding dan hubungan emosional dengan pelanggan menjadi kunci. Melibatkan aktifitas.
Contoh Kampanye: Finger Lickin Good (KFC)
Marketing 3.0: Era Manusia (Human Value)
Dalam Marketing 3.0, pertanyaannya adalah, “Apa yang pelanggan percayai?” Perusahaan mulai memasukkan nilai-nilai manusiawi ke dalam pemasaran mereka.
Mereka tidak hanya menjual produk, dan memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen semata, tetapi juga memperhatikan kepercayaan, nilai-nilai dan dampak sosial dan lingkungan dari bisnis mereka.
Contoh Kampanye : Because You’re Worth It (L’Oréal Paris)
Marketing 4.0: Era Digital
Marketing 4.0 adalah salah satu evolusi paling penting dalam dunia pemasaran yang dipicu oleh perkembangan teknologi digital.
Era ini mengubah cara perusahaan berinteraksi dengan pelanggan, dengan pertanyaan utama
Bagaimana kita bisa terhubung dengan pelanggan melalui platform digital?
Internet dan media sosial telah menjadi pusat dari strategi pemasaran. Dalam Marketing 4.0, personalisasi adalah kunci. Perusahaan tidak hanya tahu siapa pelanggannya, tetapi juga tahu apa yang mereka butuhkan. Dengan data dan analisa yang kuat, marketer dapat menciptakan pengalaman yang lebih relevan dan pribadi.
Kampanye pemasaran dapat disesuaikan dengan demografi, tipografi, hingga psikografi. Setiap project pemasaran bisa menyasar setiap segmen yang terdefinisi dengan khusus mulai dari jenis kelamin, usia, pekerjaan, sampai ke hobi dan kebiasaan baik di offline maupun online.
Dengan segmentasi yang khusus ini, kampanye digital marketing menjadi jauh lebih relevan dan membuat target pasar lebih senang untuk merespon dan berinteraksi karena ditawarkan produk yang menjadi keinginan dan kebutuhannya.
Contoh : Barang yang kita masukkan ke add-to-cart marketplace tapi belum dibayar, iklannya akan sering kita jumpai di platform lain dan ini disebut dengan retargeting.
Marketing 5.0: Era Pengalaman
Marketing 5.0 adalah paradigma baru dalam pemasaran yang menempatkan manusia sebagai pusat dari strategi dan kampanye pemasaran. Marketing 5.0 mengajak konsumen untuk terlibat dalam pengembangan produk.
Kolaborasi ini menciptakan rasa kepemilikan dan keterlibatan yang lebih besar dari konsumen dalam merek dan produk, dan juga membantu perusahaan mendapatkan wawasan berharga tentang kebutuhan dan keinginan konsumen.
Marketing 5.0 memerlukan pengalaman omni-channel yang terintegrasi. Konsumen dapat berinteraksi dengan merek melalui berbagai saluran, termasuk situs web, media sosial, aplikasi seluler, dan toko fisik.
Penting untuk menciptakan konsistensi dan kelancaran di seluruh saluran ini, memastikan bahwa konsumen merasa terhubung dengan merek dalam berbagai konteks.
Marketing 5.0 juga mengkombinasikan teknologi dengan New Customer Experience (CX) yang terjadi pada setiap tahapan customer journey.
Dalam era Marketing 5.0, teknologi memainkan peranan penting dalam menciptakan pengalaman pelanggan yang baru (New Customer Experience atau CX). Teknologi menjadi pusat perhatian dalam mengubah dan meningkatkan setiap tahap perjalanan pelanggan.
Pertama, teknologi digunakan dalam fase awareness sebelum pelanggan menyadari kebutuhan mereka. Melalui media sosial, iklan online, dan kampanye digital, perusahaan dapat mengenalkan produk atau jasa mereka kepada pelanggan potensial.
Data dan analitik yang dikumpulkan melalui teknologi AI (Artificial Intelligence) memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi target audiens yang tepat dan membuat strategi pemasaran yang lebih efektif.
Kemudian, teknologi juga membantu dalam fase consideration, di mana pelanggan mempertimbangkan opsi yang ada sebelum mengambil keputusan pembelian.
Chatbots dan Virtual Assistant diprogram untuk memberikan informasi yang relevan dan bermanfaat kepada pelanggan.
Virtual reality atau Augmented Reality juga dapat digunakan untuk memberikan pengalaman interaktif kepada pelanggan, memungkinkan mereka untuk mencoba produk atau jasa secara virtual sebelum membelinya.
Selanjutnya, dalam fase pembelian, teknologi memungkinkan pelanggan untuk dengan mudah melakukan pembelian melalui platform e-commerce atau aplikasi mobile.
Digital Payment (mobile banking, QRIS, e-Wallet, dll) mempermudah proses transaksi bagi pelanggan. Selain itu, teknologi juga dapat digunakan untuk mengirimkan notifikasi atau penawaran khusus kepada pelanggan yang sedang mempertimbangkan pembelian.
Terakhir, dalam fase pascapembelian, teknologi memainkan peranan besar dalam membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan.
Program loyalitas dan program referral bisa dijalankan melalui teknologi untuk memberikan insentif kepada pelanggan yang setia atau mengundang pelanggan baru.
Personalisasi konten juga dapat dilakukan melalui teknologi, memastikan pelanggan tetap terlibat dan merasa dihargai setelah pembelian mereka.
Secara keseluruhan, Marketing 5.0 menerapkan teknologi untuk meningkatkan setiap tahap customer journey, menciptakan New Customer Experience yang lebih relevan, interaktif, dan personal.
Dengan menggabungkan teknologi dengan strategi pemasaran yang tepat, perusahaan dapat meningkatkan loyalitas pelanggan, meningkatkan penjualan, dan tetap relevan dalam era digital yang terus berkembang.
Marketing 6.0: Era Keberlanjutan dan Kesadaran
Marketing 6.0 melibatkan keberlanjutan dan kesadaran. Perusahaan bertanya, “Bagaimana kita bisa memberikan dampak positif pada dunia?”
Pemasaran berbasis nilai-nilai sosial dan lingkungan menjadi fokus utama. Konsumen semakin memilih merek yang peduli terhadap masalah sosial dan lingkungan.
Dalam menghadapi Marketing 6.0, bisnis harus memahami bahwa pemasaran bukan lagi hanya tentang menjual produk. Ini adalah tentang membangun hubungan, menciptakan nilai, dan memberdayakan masyarakat.
Bisnis yang berhasil di era ini akan menjadi lebih dari sekadar penyedia produk atau layanan; mereka akan menjadi agen perubahan yang membawa keberlanjutan dan kesadaran ke dalam masyarakat global yang terus berkembang.