Skip to content

Push Marketing: Strategi Efektif untuk Meningkatkan Penjualan Produk Baru

Bayangkan Anda sudah melakukan riset pasar yang tajam, menemukan peluang, dan akhirnya bisa menemukan produk sebagai solusi dari permasalahan yang kebanyakan orang alami.

Anda sangat yakin bahwa produk ini pasti akan bermanfaat untuk calon customer dan pasti menghasilkan penjualan yang baik. Tapi pertanyaan besarnya adalah, bagaimana menggunakan strategi efektif agar calon customer tahu?

Jawabannya adalah menggunakan strategi push marketing.

Apa Itu Push Marketing?

Push marketing adalah strategi pemasaran yang berfokus pada “mendorong” produk atau layanan ke calon customer yang potensial.

Strategi ini sangat tepat jika Anda ingin menawarkan produk baru yang belum pernah dikenal oleh siapapun.

Pernahkah saat Anda berselancar di media sosial atau menonton TV dan tiba-tiba muncul iklan produk baru yang belum pernah dikenal sebelumnya? Yup, itu adalah contoh dari strategi push marketing.

Berikut beberapa contoh metode push marketing:

Secara tradisional:

  • Iklan di televisi, radio, media cetak, dan papan reklame
  • Promosi di toko, seperti diskon dan display khusus
  • Penjualan langsung oleh sales

Secara digital:

  • Iklan online, seperti Facebook Ads dan TikTok Ads
  • Email marketing

Push marketing adalah strategi pemasaran yang berfokus pada "mendorong" produk atau layanan ke calon customer yang potensial.

Push marketing dapat menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan awareness dan penjualan produk atau layanan dengan cepat. Namun penting untuk dicatat, bahwa push marketing dapat dianggap mengganggu oleh beberapa orang. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan strategi ini dengan hati-hati dan memastikan bahwa pesan yang disampaikan relevan dan menarik bagi target calon konsumen.

Kelebihan Push Marketing

Secara Luas Menjangkau Calon Konsumen

Di era digital sekarang ini, push marketing sangat cocok untuk menjangkau calon konsumen dengan cepat. Misalnya jika beriklan dengan Facebook Ads untuk mempromosikan produk baru, maka Anda bisa mengatur agar iklan muncul di semua pengguna Facebook di wilayah Indonesia dengan umur 30 tahun. Semudah itu iklan Anda akan dilihat secara masif dan dalam waktu yang singkat.

Efektif Meningkatkan Awareness

Dengan “memaksa” menampilkan produk baru ke banyak orang, secara tidak langsung mereka akan tahu mengenai produk Anda. Tapi pastikan konten yang Anda tampilkan sangat menarik sehingga membuat orang ingin mengetahuinya lebih banyak.

Baca Juga >>  Cara Mudah Tingkatkan Penjualan Butik Pakaian Anda: Tips Praktis dan Efektif!

Mendorong Penjualan

Berbicara mengenai Facebook Ads sebagai media push marketing, ketika calon konsumen sudah tertarik dengan iklan produk Anda (contohnya konten video), mereka akan mengeklik iklan dan dibawa ke website atau landing page yang berisi penawaran terkait produk. Jika tertarik, maka Anda bisa mendapatkan penjualan.

Ketika konten iklan, target konsumen dan penawaran di landing page sangat optimal, pasti penjualan akan terjadi dengan sendirinya.

Di era digital sekarang ini, push marketing sangat cocok untuk menjangkau calon konsumen dengan cepat.

Kekurangan Push Marketing

Bisa Dianggap Mengganggu

Jika konten Anda tidak menarik dan tidak relevan dengan target calon konsumen, maka mereka akan menganggapnya sangat mengganggu. Alih-alih mendapatkan penjualan, justru boros dalam hal biaya. Karena ingat, salah satu kekurangan dari strategi push marketing adalah potensi terjadinya biaya yang tinggi.

Biaya Tinggi

Sebenarnya biaya tinggi ini relatif dampaknya. Ketika biaya tinggi tapi iklan dapat menghasilkan penjualan yang sangat baik (berarti iklan efektif), justru biayanya harus dinaikkan lagi agar penjualan juga ikut naik.

Tapi jika biaya yang dikeluarkan sudah banyak tapi penjualan sepi, maka inilah permasalahannya. Sehingga biaya tinggi bisa dijadikan alasan bahwa push marketing tidak efektif. Jadi tetapi kembali ke tingkat keefektifitasan iklan.

Selain itu berpengaruh pada media yang digunakan. Pastikan hasilnya dapat terukur dengan baik, sehingga biaya yang dikeluarkan bisa sepadan dengan hasilnya.

Untuk media tradisional seperti banner atau baliho, tingkat keefektifitasannya susah untuk diukur. Tapi jika menggunakan media digital seperti Facebook Ads dan TikTok Ads, semuanya dapat diukur melalui metrik-metrik yang ada. Sehingga kita dapat mengukur tingkat keefektifitasan dengan detail dan bisa melakukan keputusan dengan baik, apakah lanjut beriklan atau stop untuk melalukan evaluasi dulu.

Berbicara mengenai kelebihan dan kekurangan, push marketing dapat menjadi strategi pemasaran yang efektif, tetapi penting untuk menggunakannya dengan hati-hati dan memastikan bahwa pesan yang disampaikan relevan dan menarik bagi target audiens.

Baca Juga: Pengaruh Personal Branding Terhadap Bisnis di Era Digital

Langkah Tepat Dalam Melakukan Push Marketing

Seperti ulasan sebelumnya, tingkat keefektifitasan push marketing dapat menjadi tolak ukur apakah Anda sudah tepat atau belum dalam menjalankan strategi, karena biaya akan berjalan terus-menerus. Sedangkan biaya promosi harus tetap dijaga agar tidak melewati batas.

Baca Juga >>  10 Cara Riset Pasar yang Efektif Sebelum Menjual Produk

Oleh karena itu ada beberapa langkah yang tepat agar strategi push marketing dapat berjalan dengan efektif.

1. Menentukan Target Calon Konsumen

Intinya jangan sampai menawarkan produk ke orang yang salah. Bayangkan jika Anda menjual produk baru berupa kosmetik, menargetkan pria menikah berumur 40 tahun. Jelas tidak sinkron dan hasilnya iklan akan di-skip oleh calon konsumen. Hasilnya Anda hanya buang-buang biaya iklan saja.

Maka dari itu langkah pertama yang harus diperhatikan betul adalah menentukan target calon konsumen.

Anda bisa menggunakan teknik digital marketing yakni Buyer Persona. Di sini Anda membuat sebuah figur fiktif dengan jenis kelamin, umur, pekerjaan, ketertarikan topik tertentu, dan hal lainnya yang mewakili calon konsumen.

Dengan begitu saat menjalankan push marketing (misalkan beriklan di Facebook Ads), Anda sudah bisa membayangkan siapa yang akan membeli produk, dan melakukan pengaturan demografi dan interest iklan dengan tepat. Hasilnya iklan akan ditampilkan ke calon konsumen yang relevan, sehingga efektif dan mereka tertarik untuk melakukan aksi selanjutnya, misalnya mengeklik iklan dan menuju landing page untuk melihat penawaran.

2. Konten yang Tepat

Target calon konsumen sudah tepat, tapi jangan sampai salah untuk menampilkan konten. Karena konten adalah hal yang pertama kali orang lihat dari sebuah iklan. Saat tidak menarik, mereka akan skip, semudah lanjut scroll saat iklan muncul pada timeline media sosial mereka.

Satu tips, pastikan konten Anda bisa menjawab kebutuhan atau solusi bagi mereka. Ingat, bukan melalui fitur produk, tapi melalui benefit.

Misalkan Anda menjual produk salep penghilang jerawat. Jangan tampilkan kalau salep tersebut mengandung berbagai berkualitas yang diproduksi oleh pabrik di luar negeri, tapi tampilkan pesan bahwa dengan salep tersebut, calon konsumen bisa lebih pede saat presentasi di kantor sehingga sampai mendapatkan promosi kenaikan jabatan. Paham perbedaannya kan?

Selalu tampilkan benefit produk Anda ke calon konsumen. Karena poin tersebutlah yang berarti bagi mereka, bukan fitur.

Lalu jika konten Anda berupa video, pastikan dalam 3 detik pertama bisa menangkap perhatian agar orang mau terus menonton. Sehingga mereka bisa mengetahui lebih banyak seperti apa produk Anda selengkapnya.

Menariknya, tingkat keefektifitasan tersebut dapat terukur detail jika Anda menjalankan iklan dalam media digital.

Teruslah untuk mencoba atau testing konten hingga Anda bisa mendapatkan konten yang sesuai dan menarik untuk calon konsumen.

Baca Juga >>  Mengenal Funnel Marketing dan Bagaimana Cara Memaksimalkannya

Push marketing dapat menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan awareness dan penjualan produk atau layanan dengan cepat.

3. Menggunakan Media Promosi yang Sesuai

Baik itu menggunakan metode secara tradisional dan digital, pastikan Anda menggunakan media promosi yang sesuai dengan target calon konsumen.

Misalnya jika ingin mempromosikan toko roti baru yang lokasinya di rumah Anda, menyebar brosur berisi voucher untuk pembelian pertama di perempatan lampu merah dekat rumah lebih cocok ketimbang Anda memasang baliho berukuran besar.

Atau untuk metode digital, akan lebih cocok untuk mempromosikan produk di Facebook (dengan Facebook Ads) untuk calon konsumen generasi milenial ketimbang di TikTok (dengan TikTok Ads).

Untuk menggunakan media promosi yang sesuai untuk push marketing, tentu Anda harus melakukan riset terlebih dahulu. Dimana calon konsumen biasa berinteraksi, jika konteksnya adalah media sosial. Atau dimana biasanya mereka berkumpul, jika konteksnya adalah media tradisional.

4. Mengukur Efektifitas Push Marketing

Karena hal ini berhubungan dengan biaya. Tentu Anda tidak mau dong keluar banyak biaya untuk beriklan tapi hasilnya tidak seberapa, malah boncos.

Secara digital, hal ini lebih mudah dilakukan ketimbang tradisional. Untuk metode tradisional, contohnya jika Anda memasang baliho di pinggir jalan untuk mempromosikan produk baru, tentu sangat sulit untuk mengukur tingkat keefektifitasannya.

Tapi jika untuk metode digital, Anda bisa melihat secara detail mengenai berapa banyak yang mengeklik konten video iklan, berapa banyak orang yang chat ke WA, dan lainnya yang ditampilkan dalam bentuk metrik.

Melalui metrik-metrik tersebut, Anda bisa melakukan evaluasi untuk membuat iklan lebih tajam, sehingga penjualan juga lebih baik. Sehingga biaya yang dikeluarkan pun sepadan dengan hasilnya.

Kesimpulan

Yang perlu disadari, push Marketing bukan hanya tentang iklan, tapi tentang membangun hubungan dengan pelanggan. Berikan mereka manfaat dan tunjukkan keunggulan produk Anda.

Jangan ragu untuk bereksperimen. Temukan kombinasi metode, media dan konten yang paling relevan dengan calon konsumen Anda.

Push Marketing adalah kunci untuk membuka gerbang kesuksesan produk baru Anda. Gunakan dengan bijak, dan bersiaplah untuk menuai hasil yang luar biasa!

Hubungi Whatsapp Kami