Pada era digital ini, konsumen memiliki lebih banyak pilihan dan kontrol dibandingkan sebelumnya. Mereka tidak lagi hanya menerima pesan marketing yang disampaikan brand, tapi mereka juga secara aktif mencari informasi dan ulasan dari pengguna lain sebelum membuat keputusan pembelian.
Di sinilah User Generated Content (UGC) menjadi penting.
Apa Itu User Generated Content (UGC)?
UGC adalah konten yang dibuat oleh pengguna, bukan oleh brand, tentang produk, layanan, atau pengalaman mereka dengan brand. UGC dapat berupa teks, gambar, video, ulasan, dan lain sebagainya.
Sebagai contoh, seorang customer membagikan foto Kopi Kenangan yang sedang ia bawa di dalam perjalanan pada akun Instagramnya. Pada postingan tersebut ditambahkan pula caption menjelaskan bahwa kopi tersebut selalu menemani perjalanannya.
Konten yang ia bagikan di Instagram ini yang disebut dengan User Generated Content.
Dengan memberikan mention Kopi Kenangan, ditambah dengan hashtag yang masih relevan seperti “#kopikenangan” dan ulasan yang positif, secara tidak langsung akun Instagram customer ini mempromosikan Kopi Kenangan ke para follower-nya.
Hasilnya, Kopi Kenangan mendapatkan promosi gratis. Sudah paham sampai di sini?
Intinya secara sukarela orang akan membuat sebuah konten positif, lalu membagikan konten tersebut di channel digital sehingga orang terdekatnya (follower) bisa mendapatkan informasi mengenai brand yang ia sebutkan.
User Generated Content seperti inilah yang memiliki tingkat kredibilitas tinggi karena dibuat langsung oleh customer, secara sukarela pula.
Siapa Saja yang Membuat User Generated Content?
Mengingat UGC dibuat secara sukarela, maka siapa saja yang membuatnya?
- Customer
- Follower akun medsos
- Brand adcovate
Dengan catatan, selama ketiga orang di atas ini tidak dibayar untuk membuat konten ulasan dari sebuah brand.
Lalu bagaimana jika karyawan dari brand tersebut membuat konten tentang produk atau aktifitas lalu membagikannya di media sosial? Itu bukan User Generated Content, melainkan Employee Generated Content (EGC), karena dibuat oleh karyawan.
Ambil contoh, seorang karyawan dari Kopi Kenangan yang membagikan konten tentang jenis minuman baru di akun Instagram pribadinya. Ini tetap dihitung sebagai EGC.
Hal yang sama juga saat seseorang dibayar (influencer) untuk membuat konten promosi yang didesain mirip seperti seorang customer yang sedang mengulas produk dari brand, ini juga bukan UGC.
Bisa dibilang UGC murni dibuat secara sukarela oleh seseorang tanpa orang tersebut mendapatkan timbal balik berupa uang, voucher, hadiah atau hal lainnya.
Baca Juga: Memahami Copywriting dan Content Writing: Kunci Jualan di Era Digital
Berbagai Jenis UGC
Jenis-jenis UGC banyak, dan semuanya memiliki satu manfaat yang sama, yakni meningkatkan brand awareness dan kredibilitas atau kepercayaan calon konsumen.
Berikut adalah beberapa jenis UGC.
1. Ulasan dan Testimoni
Pernah melihat Google Review atau ulasan produk di marketplace? Maka keduanya termasuk di dalam kategori ini. Di sini customer dapat memberikan feedback tidak hanya dalam bentuk tulisan, tetapi juga gambar atau video.
Dari sisi brand, dapat menggunakan ulasan dan testimoni ini sebagai “peluru” saat mempromosikan produk atau layanannya. Karena tentu dapat mempengaruhi keputusan calon customer ketika akan melakukan transaksi.
2. Konten Ulasan
Bisa foto atau video. Untuk foto, contohnya bisa Anda lihat kembali di bagian awal artikel ini.
Sedangkan untuk video, tingkat engagement-nya lebih tinggi. Karena jika berbicara produk, pengalaman visualnya terasa lebih dekat ketimbang foto. Selain itu ada cerita yang bisa disampaikan melalui visual.
Contoh sederhananya adalah video unboxing dari sebuah produk. Di sini semua orang dapat melihat pengalaman secara lengkap dan merasakan jika suatu saat mereka membeli produk tersebut.
Mulai dari packaging yang diterima, perasaan saat membongkar, sampai melihat sendiri produknya.
3. Selfie dengan Brand
Yup, foto selfie dengan produk atau layanan dari sebuah brand juga dapat dikategorikan dalam User Generated Content.
Katakanlah seorang customer yang sedang selfie bersama teman atau keluarganya di dalam sebuah restoran. Ditambahkan pula komentar dan tag lokasi dari restoran tersebut.
Di foto tersebut, follower dari customer tentu dapat melihat suasana restoran. Misalkan jika suasana restoran ramai atau desain ruangannya estetik, tentu bisa menarik perhatian follower dan membantu meningkatkan awareness dari restoran tersebut.
4. Podcast
Banyak hal yang terjadi dalam sebuah pembicaraan dalam podcast. Misalkan host podcast dan tamunya menceritakan pengalaman mereka tentang produk dari suatu brand tertentu.
Secara tidak langsung pembicaraan tersebut bisa meningkatkan brand awareness dari pendengar podcast.
5. Artikel Blog
Pernahkah Anda ragu ingin makan sate dan akhirnya mencari ulasan tentang tersebut? Lalu di Google muncul sebuah artikel di blog personal yang mengulas tentang sate yang Anda inginkan.
Artikel tersebut juga termasuk dalam User Generated Content.
Kadang Anda menemui sebuah blog personal yang membahas mengenai makanan atau penginapan. Biasanya blogger tersebut membahas secara detail pengalaman mereka mengenai produk atau layanan yang mereka coba dalam bahasa yang mudah dicerna.
Beberapa blogger berpengalaman bahkan tulisan-tulisannya ditunggu-tunggu oleh pembacanya. Traffic yang dihasilkan dari blog tersebut juga termasuk tinggi. Bahkan beberapa artikel juga bisa muncul di peringkat atas pencarian Google.
6. Kontes
Pemilik brand bisa mengajak siapapun untuk membuat konten seperti foto atau video, dengan imbalan mendapatkan hadiah.
Anggap saja Kopi Kenangan baru saja meluncurkan sebuah jenis minuman baru, dan cara paling cepat untuk meningkatkan awareness serta menceritakan bahwa rasanya enak adalah dengan UGC.
Lalu jenis UGC apa yang perlu Anda gunakan untuk meningkatkan awareness brand?
Jika dimungkinkan, gunakan semuanya!
Karena tiap jenis UGC tersebut dapat diaplikasikan ke segmen berbeda dari calon customer Anda.
Jika segmen customer adalah Gen Z, maka UGC jenis video sangatlah cocok di TikTok, karena media sosial tersebut adalah “sarang” dari Gen Z.
Yang pasti semua jenis User Generated Content ini akan memberikan manfaat bagi keberhasilan bisnis Anda.
Manfaat User Generated Content
Bisa dibilang UGC adalah bentuk promosi sukarela pengguna produk atau layanan. Alhasil tingkat kepercayaan brand pun naik.
Studi dari Brightlocal menjelaskan bahwa hampir 50% orang mempercayai ulasan di channel digital/online sama seperti mereka percaya dengan rekomendasi personal dari teman atau saudaranya.
Jadi UGC sangat bermanfaat. Dan berikut adalah beberapa di antaranya.
1. Hemat Biaya
Ini sudah jelas, karena tiap konten yang dibuat oleh customer mereka lakukan secara sukarela.
Anda tidak perlu mengeluarkan bujet untuk melakukan promosi, karena promosi tersebut telah dilakukan oleh customer.
Alhasil bujet bisa Anda alokasikan ke aktifitas promosi yang lain, seperti SEO atau mengiklan di media sosial.
2. Potensi Viral
Tahun lalu, seorang wanita bernama Danielle Lettering mengupload video ke TikTok dengan konten sebuah tumbler air minum yang selamat dari mobilnya yang terbakar.
Tumbler dengan merk Stanley itu selamat dari mobil yang hampir habis terbakar. Stanley sendiri adalah tumbler air minum yang terkenal dengan daya tahannya.
Wadah dari tumbler tersebut terbuat dari baja tahan karat dan memiliki lapisan isolasi ganda yang dapat menjaga suhu minuman tetap dingin selama berjam-jam. Videonya menunjukkan bahwa Danielle membuka tutup tumbler dan memperlihatkan bahwa es di dalamnya masih utuh, walaupun mobil terbakar.
Unggahan video ke TikTok berhasil ditonton lebih dari 82 juta kali.
Video tersebut viral dan tentu memberikan pengaruh sangat positif pada brand Stanley.
3. Social Proof
Ulasan yang positif tentu dapat mempengaruhi keputusan calon customer untuk membeli produk atau mencoba layanan bisnis Anda.
Karena secara tidak langsung mereka dapat sedikit merasakan pengalaman dari customer lain yang telah menggunakan produk.
Tipe UGC berupa ulasan sangat powerful di sini untuk mempengaruhi keputusan customer. Ketika ulasan yang ditulis sangat detail dan terdapat kepuasan di dalamnya, maka level calon customer dari mempertimbangkan (Consideration) bisa naik menjadi transaksi (Conversion).
Terapkan User Generated Content Sebagai Strategi Marketing
Setelah memahami tentang UGC, silakan terapkan ke dalam bisnis Anda.
Semakin banyak UGC yang terkait brand Anda, semakin tinggi juga tingkat kepercayaan calon customer.